Senin, 16 November 2009

Gempa Bumi

10/11/2009 12:16
Liputan6.com, Banda Aceh: Gempa bumi berkekuatan 6,0 pada skala Richter (SR) menguncang Kota Banda Aceh, Aceh dan sekitarnya pada Selasa (10/11), pukul 09.48 WIB. Pusat gempa ini berada pada 7,91 derajat Lintang Utara - 9,48 derajat Bujur Timur. Menurut petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Mata Ie, Aceh Besar, Parsih, gempa tersebut berada pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut di kawasan kepulauan Nikobar, India.

ANTARA menyebutkan, sejumlah warga khususnya yang berada di gedung bertingkat mengaku merasakan guncangan gempa tersebut. Kendati demikian guncangan tak dirasakan masyarakat yang beraktivitas di luar rumah atau gedung, terutama pengguna jalan raya di Kota Banda Aceh.

Tepat sehari kemarin, gempa dengan kekuatan 6,7 SR juga mengguncang Nusa Tenggara Barat [baca: Gempa 6,7 SR Guncang NTB]. Bencana pada dini hari itu memorak-porandakan ratusan bangunan dan menewaskan dua orang warga Mataram, NTB. Warga yang tinggal di kawasan pesisir pantai sempat mengungsi ke perbukitan, karena khawatir gempa berpotensi tsunami.(EPN)

Senin, 09 November 2009

Bahasa Indonesia

Salah Kaprah dalam Pelafalan Bahasa Indonesia
Selasa, 30 September, 2008 oleh M. Purna Dewansyah Saputra

Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia mengalami tahap-tahap yang sangat penting dalam sejarah perkembangannya. Dimulai dari 1901, disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. Van Ophuysen dalam Kitab Logat Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia. Pada 1928 Bahasa Indonesia diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan. Kemudian tahun 1942 kedudukan bahasa Indonesia semakin kokoh akibat kekalahan belanda terhadap Jepang, yang secara otomatis bahasa Belanda tidak boleh dipergunakan lagi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam situasi resmi. Tahun 1945 Bahasa Indonesia memperoleh kedudukannya yang lebih pasti sebagai bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa kesatuan dan bahasa negara. Kemudian, dengan penetapan pemakaian ejaan baru oleh Presiden RI tanggal 16 Agustus tahun 1972, selangkah bahasa Indonesia maju menuju kesempurnaannya. (Lihat J.S Badudu.1985)

Melihat sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang hampir mencapai satu abad, ternyata bukanlah hal yang mudah untuk menyempurnakannya dan menjaga dari pengaruh-pengaruh bahasa-bahasa lain (asing). Bahasa Indonesia masih belum cukup dewasa menahan gempuran dari bahasa-bahasa asing yang selalu mempengaruhinya. Selain ketidakmampuaannya dalam menahan gempuran, bahasa Indonesia juga masih ada yang terjadi salah kaprah penggunaanya, yang kali ini penulis coba mengangkat kesalahkaprahan bahasa Indonesia, dari segi cara pelafalan membaca akrostik dan akronim.

Bahasa Indonesia dari segi pembacaan kata akrostik dan akronim masih banyak-apakah karena sengaja atau karena sudah menjadi kebiasaan- yang salah kaprah. Ada beberapa kata yang pelafalannya kita menyesuaikan dengan lidah melayu, namun ada juga yang sedikit menggilitik lidah kita pelafalannya mengikuti dari kata aslinya –maksudnya bahasa asing- yang secara tidak sadar kita menganggap bahwa itu adalah pelafalan lidah orang melayu, khususnya orang Indonesia. Berikut akan penulis coba berikan contoh, mudah-mudahan menggugah hati anda.

Senin, 02 November 2009

JARINGAN LAN (Kabel UTP)

LAN (Local Area Network) adalah suatu kumpulan komputer, dimana terdapat beberapa unit komputer (client) dan 1 unit komputer untuk bank data (server). Antara masing-masing client maupun antara client dan server dapat saling bertukar file maupun saling menggunakan printer yang terhubung pada unit-unit komputer yang terhubung pada jaringan LAN. LAN mencakup satu tempat (lab, ruang kantor, kampus, lokasi pabrik, dsb. Komputer dari 2 sd 500).